Pentingnya Memupuk Kesadaran Bela Negara bagi Generasi Milenial Dikala Pandemi Covid-19

     Oleh : Thorik Khaikal Fajry (19044010053)

         


        Pada dasarnya, kesadaran memiliki arti kesanggupan alamiah manusia untuk mengenal diri sendiri, karena pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang dapat merefleksikan siapa dan seperti apa jatidirinya. Menurut Schneider dan Velmans (2007), Kesadaran merupakan "apa pun yang kita sadari pada saat tertentu merupakan bagian dari kesadaran kita, membuat pengalaman sadar merupakan hal yang paling umum dikenal dan paling misterius dalam aspek kehidupan kita”. Kesadaran berkaitan erat dengan hati nurani yang meliputi moral, kesadaran etis, dan kesadaran manusia terhadap hal yang baik dan buruk. Dari hal tersebut terkadang muncul sebuah pertanyaan di benak kita, apakah membela negara itu merupakan hal yang baik atau buruk? Orang yang memiliki hati nurani yang jernih, mereka akan mengatakan secara jujur bahwa apa yang telah kita lakukan merupakan hal buruk, pasti orang lain juga mengatakan buruk, dan sebaliknya apa yang kita lakukan itu baik, orang lain pasti juga akan mengatakan baik. Didalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bela Negara adalah salah satu hal kunci untuk mempertahankan eksistensi negara. Dengan memiliki kesadaran bela negara kita telah mempertahankan tanah air kita beserta segala elemen didalamnya, termasuk keluarga dan teman-teman yang kita cintai. 

        Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini kita telah dihadapkan dengan pandemi virus corona atau covid-19 yang telah melanda banyak negara didunia, termasuk di Indonesia. Menurut Oscar D.B. dalam Kompas.com (2020), covid-19 dapat mengubah pola kehidupan masyarakat kearah penggunaan teknologi yang meliputi tiga Aspek, yaitu: More Technology, yang mendukung kehidupan sehari-hari; More Automation, yang memudahkan pekerjaan manusia; dan Less Mobility atau borderless work, yang menghapus batasan ruang dan waktu yang membatasi segala aktivitas. Hal ini tentu mempengaruhi  berbagai sistem yang ada di Indonesia, terutama sistem pendidikan. Perubahan sistem pendidikan di Indonesia yang mengacu kepada tiga hal yang telah disebutkan tentu dapat memberikan banyak dampak positif disamping menurunkan resiko tertular covid-19, seperti melatih penguasaan mereka terhadap teknologi, lebih mengeksplorasi informasi yang ada, Menanmbah relasi teman tanpa batasan ruang dan waktu, menambah referensi sumber pembelajaran agar tidak hanya terpaku kepada buku, lebih ramah lingkungan, dll. Namun disamping itu jika tidak diawasi dengan bijak dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif, seperti gangguan kualitas tidur karena kebebasan mengeksplorasi yang ditawarkan internet dapat menguras jam tidur, menguras pengalaman seseorang untuk bersosialisasi di dunia nyata, dan pada akhirnya mempengaruhi tingkat kestabilan emosi, mood serta berujung pada gangguan kejiwaan. Terlepas dari itu semua, disini saya ingin lebih mengulas bagaimana implikasi perubahan didalam kehidupan bermasyarakat yang serba automatisasi, serba digital, dan serba online khususnya didalam sistem pendidikan terhadap generasi milenial dikala pandemi covid-19 terhadap jiwa nasionalisme dan kesadaran bela negara didalam jiwa mereka.

        Masa yang sedang dihadapi oleh kaum muda atau biasa disebut dengan generasi milenial  adalah masa-masa dimana pemikiran mereka penuh akan perasaan ingin tahu. Dengan kemajuan teknologi khususnya didalam akses kepada media informasi dan komunikasi yang masif dapat mempengaruhi pemikiran alam bawah sadar dari setiap generasi milenial dikarenakan segala macam informasi lewat internet yang berisi propaganda agitasi-agitasi, ideologi yang menyimpang, dan isu sara yang bertentangan dengan prinsip bela negara dapat bebas mereka akses. Hal ini adalah dampak yang terjadi karena sistem pendidikan online yang terbatas sehingga kurang mengakomodasi kebutuhan setiap siswa serta secara bersamaan tidak dapat mengontrol kebebasan aktivitas mereka di dunia nyata. Dilain sisi, jika diberlakukan kelas online yang banyak menguras waktu dengan beragam tugas yang dibebankan kepada setiap siswanya dapat membuat jenuh dan mempengaruhi psikologis mereka. Akibatnya banyak dari mereka yang mencari pelarian dengan menonton berbagai suguhan media hiburan seperti film dengan konten pornografi dan game bertema kekerasan yang bersifat adiktif dapat menyebabkan perasaan acuh dan mengikis rasa nasionalisme. Jika hal ini dibiarkan, maka hal ini dapat menghancurkan NKRI dari dalam. Generasi milenial adalah generasi-generasi penerus yang diharapkan dapat memimpin NKRI kedepannya menjadi negara yang lebih maju, aman, dan makmur. Generasi milenial harus terbebas dari segala bentuk aktivitas yang dapat merusak moral, mengikis rasa cinta tanah air dan nilai-nilai bela negara yang telah sebisa mungkin ditanamkan oleh tenaga pendidik.

Lalu bagaimana cara memupuk kesadaran bela negara bagi generasi milenial?

        Kesadaran bela negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipaksakan melekat kedalam jiwa rakyat Indonesia, terlebih generasi milenial. Maka dari itu kita yang termasuk sebagai generasi milenial harus memiliki pemikiran terbuka yang tetap merefleksikan diri kepada sejarah perjuangan kemerdekaan dimasa lampau, senantiasa bersosialisasi dengan berbagai golongan secara sehat dengan artian tanpa mengusik isu sara, menjunjung sikap toleransi dan berjiwa besar, lebih menggali esensi makna dari NKRI bagi diri kita. Apakah yang dimaksud dengan NKRI? seberapa pentingnya bagi kehidupan kita? bagaimana kehidupan yang akan kita jalani tanpa naungan NKRI sebagai suatu entitas negara yang wajib melindungi setiap warga negaranya? dan bagaimana perasaan kita jika kehilangan NKRI beserta elemen didalamnya? Apabila kita telah berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka dengan sendirinya kita akan sadar pentingnya nilai-nilai bela negara untuk diterapkan guna mengharumkan nama serta menjaga eksistensi NKRI agar terus maju dan semakin berjaya didunia internasional. Disisi pemerintah khususnya kemendikbud bersama institusi terkait searusnya tidak hanya memfasilitasi sarana dan prasarana berupa layanan internet dan platform untuk mengajar. Akan tetapi menemukan metode pengajaran yang lebih variatif, menyenangkan, menggugah semangat belajar tanpa membuat jenuh, terus aktif melakukan filterisasi konten hoaxs, provokatif, dan pornografi yang ada di internet, serta dapat mengakomodasi bakat dan minat dari setiap generasi milenial agar mereka dapat terhindar dari sejumlah dampak negatif dari kemajuan teknologi internet yang berbahaya bagi masa depan mereka.

Sumber Referensi :

- Abidin, Zainal M.S, Dkk. 2014. Buku Ajar Bela Negara. Surabaya :Universitas Pembangunan Negara "Veteran" Jawa Timur.

-https://money.kompas.com/read/2020/06/18/210000826/dampak-pandemi-covid-19-ke-penggunaan-teknologi

- https://herminahospitals.com/id/articles/adiksi-internet-pada-anak-dan-remaja.html

-https://kompas.id/baca/humaniora/dikbud/2020/08/05/anak-anak-kecanduan-internet-di-masa-pandemi-covid-19/

- https://www.liputan6.com/health/read/4432599/jaga-kesehatan-jiwa-pelajar-selama-covid-19-dengan-terapkan-5t-apa-saja?source=search

Komentar

  1. seperti artikel yang ditulis oleh orang yang terbiasa menulis paper 3 kali sehari (2)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wujud Bela Negara Ketika Pandemi Melanda

Urgensi bela negara bagi pemuda Indonesia menjelang bonus demografi

Apa Itu Bela Negara dan Peran Generasi Muda Dalam Bela Negara